Kepemimpinan
Tahukah anda apakah itu kepemimpinan?
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam
pengertian kepemimpinan :
Pendayagunaan pengaruh
Hubungan antar manusia
Proses komunikasi dan
Pencapaian suatu tujuan
Setelah ini saya akan menjelaskan tentang
tipe-tipe dan teori dari kepemimpinan:
Tipe- Tipe Kepemimpinan
Ada enam tipe kepemimpinan yang diakui
keberadaannya secara luas.
1) Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah
seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan
pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan
formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering
mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat
menghukum)
2) Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe
militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem perintah dalam
menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan jabatan
dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih-
lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk berbagai
acara dan keadaan
3) Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
• Menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa
• Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan dan inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu
4) Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil
menemukan sebab- sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang
diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat
besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat
besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi
pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).
5) Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
• Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai
sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh saja
bertindak sesuai dengan keyakinan dan hati nurani, asal kepentingan bersama
tetap terjaga dan tujuan organisai tetap tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran yang
dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering
melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif
dan membiarkan organisasi berjalan dengan sendirinya
6) Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu
bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
para bawahannya
• Senang menerima saran, pendapat bahkan
kritik dari bawahannya
• Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya
lebih sukses dari padanya.
• Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan
kerja tim dalam usaha mencapai tujuan
• Berusaha mengembangkan kapasitas diri
pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif
dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan
keputusan.
Teori Kepemimpinan
Model Kepemimpinan Kontingensi
Hubungan antara pemimpin dan bawahan
menjelaskan sejauh mana pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan dan
kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin. Struktur tugas menjelaskan
sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai
sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci
dan prosedur yang baku.
Supportive Leadership (menunjukkan perhatian
terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan iklim kerja yang
bersahabat),Directive Leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai
dengan pengaturan,prosedur dan petunjuk yang ada),Participative Leadership
(konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan keputusan) dan Achievemen-Oriented
Leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang dan menekankan perlunya
kinerja yang memuaskan).
Teori Kepemimpinan Vroom dan Yetton
Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di
masyarakat,yaitu mitos the Birthright,the For All-Seasons, dan the Intensity.
Mitos The Birthright berpandangan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan
dihasilkan (dididik). Mitos ini berbahaya bagi perkembangan regenerasi pemimpin
karena yang dipandang pantas menjadi pemimpin adalah orang yang memang
darisananya dilahirkan sebagai pemimpin. Mitos the For All-Seasons berpandangan
bahwa sekali orang itu menjadi pemimpin selamanya dia akan menjadi pemimpin
yang berhasil.Pada kenyataanya keberhasilan seorang pemimpinpada satu situasi
dan kondisi tertentu belum tentu sama dengan situasi dan kondisi lainya. Mitos
the Intensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas dan
galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika didorong dengan
cara yang keras.
Secara umum atribut personal atau karakter
yang harus ada atau melekat pada diri seorang pemimpin adalah :
Mumpuni,artinya memiliki kapasitas dan
kapabilitas yang lebih baik daripada orang-orang yang dipimpinnya.
Juara,artinya memiliki prestasi baik akademik
maupun non-akademik yang lebih baik daripada orang-orang yang dipimpinnya.
Tanggung Jawab,artinya memiliki kemampuan dan
kemauan bertanggung jawab yang lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang
dipimpinnya.
Aktif,artinya memiliki kemampuan dan kemauan
berpartisipasi sosial dan melakukan sosialisasi ecara aktif lebih baik
dibandingkan orang-orang yang dipimpinnya.
Path Goal Theory
Dasar teori ini adalah bahwa merupakan tugas
pemimpin untuk membantu anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk
memberi arah dan dukungan atas keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan
mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan.
Istilah path goal ini datang dari keyakinan bahw pemimpin yang efektif
memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian
tujuan mereka,dan menciptakan penelusuran di sepanjang jalur yang lebih mudah
dengan mengurangi hambatan dan pitfalls
Model path goal menganjurkan bahwa
kepemimpinan terdii dari dua fungsi dasar
Fungsi pertama : memberi kejelasan alur
Fungsi kedua : meningkatkan jumlah hail
bawahannya
Empat perbedaan gaya kepemimpinan dijelaskan
dalam model path-goal sebagai berikut
1. Kepemimpinan Pengarah (Directive
Leadership)
Pemimpin memberitahukan kepada bawahan apa
yang diharapkan dari mereka,memberitahukan jadwal kerja yang harus disesuaikan
dan standar kerja,serta memberikan bimbingan/arahan secara spesifik tentang
cara-cara menyelesaikan tugas tersebut,termasuk didalamnya aspek
perecanaan,organisasi,koordinasi dan pengawasan.
2.Kepemimpinan Pendukung (Supportive
Leadership)
Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan
kepedulian akan kebutuhan bawahan.Ia juga memperlakukan semua bawahan sama dan
menunjukkan tentag keberadaan mereka,status,dan kebutuhan-kebutuhan
pribadi,sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang
menyenangkan di antaranya anggota kelompok.
3. Kepemimpinan Partisipatif (Participative
Leadership)
Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan
bawahan dan menggunakan saran-saran dan ide mereka sebelum mengambil suatu
keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan.
4.Kepemimpinan Berorientasi Prestasi
(Achievement Oriented Leadership)
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin menetapkan
tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal
mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses
pencapaian tujuan tersebut.
Model kepemimpinan path-goal berusaha
meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam berbagai situasi.Menurut model ini,
pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif,
kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya.
Tokoh Kepimpinan
Adolf Hitler lahir tahun 1889 di Braunau, Austria. Sebagai remaja dia merupakan seorang seniman gagal yang kapiran dan kadang-kadang dalam usia mudanya dia menjadi seorang nasionalis Jerman yang fanatik. Di masa Perang Dunia ke-I, dia masuk Angkatan Bersenjata Jerman, terluka dan peroleh dua medali untuk keberaniannya.
Kekalahan Jerman membikinnya terpukul dan geram. Di tahun 1919 tatkala umurnya menginjak tiga puluh tahun, dia bergabung dengan partai kecil berhaluan kanan di Munich, dan segera partai ini mengubah nama menjadi Partai Buruh Nasionalis Jerman (diringkas Nazi). Dalam tempo dua tahun dia menanjak jadi pemimpin yang tanpa saingan yang dalam julukan Jerman disebut “Fuehrer.”
Di bawah kepemimpinan Hitler, partai Nazi dengan kecepatan luar biasa menjadi suatu kekuatan dan di bulan Nopember 1923 percobaan kupnya gagal. Kup itu terkenal dengan sebutan “The Munich Beer Hall Putsch.” Hitler ditangkap, dituduh pengkhianat, dan terbukti bersalah. Tetapi, dia dikeluarkan dari penjara sesudah mendekam di sana kurang dari setahun.
Di tahun 1928 partai Nazi masih merupakan partai kecil. Tetapi, depressi besar-besaran membikin rakyat tidak puas dengan partai-partai politik yang besar dan sudah mapan. Dalam keadaan seperti ini partai Nazi menjadi semakin kuat, dan di bulan Januari 1933, tatkala umurnya empat puluh empat tahun, Hitler menjadi Kanselir Jerman.
Dengan jabatan itu, Hitler dengan cepat dan cekatan membentuk kediktatoran dengan menggunakan aparat pemerintah melabrak semua golongan oposisi. Perlu dicamkan, proses ini bukanlah lewat erosi kebebasan sipil dan hak-hak pertahankan diri terhadap tuduhan-tuduhan kriminal, tetapi digarap dengan sabetan kilat dan sering sekali partai Nazi tidak ambil pusing dengan prosedur pengajuan di pengadilan samasekali. Banyak lawan-lawan politik digebuki, bahkan dibunuh langsung di tempat. Meski begitu, sebelum pecah Perang Dunia ke-2, Hitler meraih dukungan sebagian terbesar penduduk Jerman karena dia berhasil menekan jumlah pengangguran dan melakukan perbaikan-perbaikan ekonomi.
Hitler kemudian merancang jalan menuju penaklukan-penaklukan yang ujung-ujungnya membawa dunia ke kancah Perang Dunia ke-2. Dia merebut daerah pertamanya praktis tanpa lewat peperangan samasekali. Inggris dan Perancis terkepung oleh pelbagai macam kesulitan ekonomi, karena itu begitu menginginkan perdamaian sehingga mereka tidak ambil pusing tatkala Hitler mengkhianati Persetujuan Versailles dengan cara membangun Angkatan Bersenjata Jerman. Begitu pula mereka tidak ambil peduli tatkala Hitler menduduki dan memperkokoh benteng di Rhineland (1936), dan demikian juga ketika Hitler mencaplok Austria (Maret 1938). Bahkan mereka terima sambil manggut-manggut ketika Hitler mencaplok Sudetenland, benteng pertahanan perbatasan Cekoslowakia. Persetujuan internasional yang dikenal dengan sebutan “Pakta Munich” yang oleh Inggris dan Perancis diharapkan sebagai hasil pembelian “Perdamaian sepanjang masa” dibiarkan terinjak-injak dan mereka bengong ketika Hitler merampas sebagian Cekoslowakia beberapa bulan kemudian karena Cekoslowakia samasekali tak berdaya. Pada tiap tahap, Hitler dengan cerdik menggabung argumen membenarkan tindakannya dengan ancaman bahwa dia akan perang apabila hasratnya dianggap sepi, dan pada tiap tahap negara-negara demokrasi merasa gentar dan mundur melemah.
Tetapi, Inggris dan Perancis berketetapan hati mempertahankan Polandia, sasaran Hitler berikutnya. Pertama Hitler melindungi dirinya dengan jalan penandatangan pakta “Tidak saling menyerang” bulan Agustus 1939 dengan Stalin (hakekatnya perjanjian itu perjanjian agresi karena keduanya bersepakat bagaimana membagi dua Polandia buat kepentingan masing-masing). Sembilan hari kemudian, Jerman menyerang Polandia dan enam belas hari sesudah itu Uni Soviet berbuat serupa. Meskipun Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Jerman, Polandia segera dapat ditaklukkan.
Tahun puncak kehebatan Hitler adalah tahun 1940. Bulan April, Angkatan Bersenjatanya melabrak Denmark dan Norwegia. Bulan Mei, dia menerjang Negeri Belanda, Belgia, dan Luxemburg. Bulan Juni, Perancis tekuk lutut. Tetapi pada tahun itu pula Inggris bertahan mati-matian terhadap serangan udara Jerman-terkenal dengan julukan “Battle of Britain” dan Hitler tak pernah sanggup menginjakkan kaki di bumi Inggris.
Pasukan Jerman menaklukkan Yunani dan Yugoslavia di bulan April 1941. Dan di bulan Juni tahun itu pula Hitler merobek-robek “Perjanjian tidak saling menyerang” dengan Uni Soviet dan membuka penyerbuan. Angkatan Bersenjata Jerman dapat menduduki bagian yang amat luas wilayah Rusia tetapi tak mampu melumpuhkannya secara total sebelum musim dingin. Meski bertempur lawan Inggris dan Rusia, tak tanggung-tanggung Hitler memaklumkan perang dengan Amerika Serikat bulan Desember 1941 dan beberapa hari kemudian Jepang melabrak Amerika Serikat, mengobrak-abrik pangkalan Angkatan Lautnya di Pearl Harbor.
Di pertengahan tahun 1942 Jerman sudah menguasai bagian terbesar wilayah Eropa yang tak pernah sanggup dilakukan oleh siapa pun dalam sejarah. Tambahan pula, dia menguasai Afrika Utara. Titik balik peperangan terjadi pada parohan kedua tahun 1942 tatkala Jerman dikalahkan dalam pertempuran rumit di El-Alamein di Mesir dan Stalingrad di Rusia. Sesudah kemunduran ini, nasib baik yang tadinya memayungi tentara Jerman angsur-berangsur secara tetap meninggalkannya. Tetapi, kendati kekalahan Jerman tampaknya tak terelakkan lagi, Hitler menolak menyerah. Bukannya dia semakin takut, malahan meneruskan penggasakan selama lebih dari dua tahun sesudah Stalingrad. Ujung cerita yang pahit terjadi pada musim semi tahun 1945. Hitler bunuh diri di Berlin tanggal 30 April dan tujuh hari sesudah itu Jerman menyerah kalah.
Selama masa kuasa, Hitler terlibat dalam tindakan pembunuhan massal yang tak ada tolok tandingannya dalam sejarah. Dia seorang rasialis yang fanatik, spesial terhadap orang Yahudi yang dilakukannya dengan penuh benci meletup-letup. Secara terbuka dia mengumumkan bunuh tiap orang Yahudi di dunia. Di masa pemerintahannya, Nazi membangun kampkamp pengasingan besar, dilengkapi dengan kamar gas. Di tiap daerah yang menjadi wilayah kekuasaannya, orang-orang tak bersalah, lelaki dan perempuan serta anak-anak digiring dan dijebloskan ke dalam gerbong ternak untuk selanjutnya dicabut nyawanya di kamar-kamar gas. Dalam jangka waktu hanya beberapa tahun saja sekitar 6.000.000 Yahudi dipulangkan ke alam baka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar